Monday, June 26, 2006

KEINDAHAN YANG ABSURD

Masih dalam hitungan detik, ketika aku menemukan cuilan keindahan yang terselip dibebatuan, ketika angan dilambung lambungkan di puncak tertinggi bernama langit. Langit biru indah berkilauan, berteman mentari menghangatkan. Dari langit aku bisa melihat segala keindahan dengan nyaman, melihat gugusan bintang dari dekat di waktu malam. Menikmati dinginnya tak sendirian. Tapi sayang keindahan ini membuatku terkadang kehilangan makna keindahan itu sendiri. Keindahan dalam makna apa sebenarnya yang aku rasa saat ini?

Angin...
Kau memberi lebih dari apa yang aku harapkan. Meski aku menempatkan harapku sendiri pada sol sepatu bututku. Sudah panjang jalan sol sepatu ini, menginjak apapun yang ingin ia injak. Entah itu bunga, atau tahi kucing sekalipun. Biarlah...aku memang sudah terlalu letih berharap. Sayapku patah, ada borok di sana. Kau menawarkan jasa roller coastermu untuk aku sejenak menikmati ketinggian itu. Cepat saja, hitungan detik, berputar putar, kemudian aku sudah di bawah lagi. Dengan mual yang tertahan, kepala berputar, dan tungkai kaki yang gemetar, kemudian terhuyung sendirian. Terjerembab dalam lubang berduri. Kembali lukaku berdarah. Tak ada obat lagi yang mampu menyembuhkannya, kecuali hatiku sendiri.

Sungguh aku tak mampu wahai angin...
Biarkan aku menikmati sepoimu, namun tidak untuk indahmu yang mampu menerbangkan aku ke langit biru. Karena segala keindahan yang tampak dan aku rasa saat ini, hanyalah keindahan yang absurd.


Nai 250606/12.25hrs

Comments: Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]