Saturday, October 21, 2006
Untuk matahari yang dipecundangi gelap
Untuk langit yang belum juga dicuci hujan
Untuk malam yang merangkak ke bibir fajar
Untuk rasa yang menggeliat perlahan
dan ...
Untuk sebuah eksistensi
yang mengorbankan logika atas rasa
Bangunlah kau wahai putri tidur
Untuk langit yang belum juga dicuci hujan
Untuk malam yang merangkak ke bibir fajar
Untuk rasa yang menggeliat perlahan
dan ...
Untuk sebuah eksistensi
yang mengorbankan logika atas rasa
Bangunlah kau wahai putri tidur
Friday, October 13, 2006
Dan...
Aku hanya ingin sunyi saat ini
dalam kontemplasiku mencari jawab
Biarlah lalu hari yang hendak berlalu
Aku akan di sini
di sudut sunyiku
Aku hanya ingin sunyi saat ini
dalam kontemplasiku mencari jawab
Biarlah lalu hari yang hendak berlalu
Aku akan di sini
di sudut sunyiku
Monday, October 09, 2006
Duhai hati yang dipenuhi ingin...
Diam..diamlah saja kau ditempatmu
Bangunlah dari mimpi panjang
juga jutaan inginmu yang takkan terwujud
Ah...
Kalaulah sebuah kepastian akan meleburkan bentuk imajinermu
Apakah aku akan mampu membendung hujan rindu yang membelenggu
Entah untuk berapa ribu kali putaran jarum jam
Entah sudah berapa kali purnama
Aku hanya bisa berbisik rindu
yang kusemat pada hati, teman setia...
Untuk kau...
Hayalanku
Diam..diamlah saja kau ditempatmu
Bangunlah dari mimpi panjang
juga jutaan inginmu yang takkan terwujud
Ah...
Kalaulah sebuah kepastian akan meleburkan bentuk imajinermu
Apakah aku akan mampu membendung hujan rindu yang membelenggu
Entah untuk berapa ribu kali putaran jarum jam
Entah sudah berapa kali purnama
Aku hanya bisa berbisik rindu
yang kusemat pada hati, teman setia...
Untuk kau...
Hayalanku
Saturday, October 07, 2006
Situpatenggang suatu sore...
Berjalan bergenggaman tangan
Indah pemandangan
Anak anak berlarian
Menghambur dalam kerinduan
Ngasem Minggu pagi
Kopi panas di emperan jalan
Temaram lampu teplok
Wedang jahe...angkringan...sate usus
Aku memesan udara
Dan kau memesan senja
Rintik rindu terserap diam
Membiarkan yang terucap terserap diam
Diam yang memanggil hati
untuk kembali merengkuh senja
Bersama lewati hasrat
Mendaki punggung rasa lewat getar jiwa
Masihkah kita ragu untuk mereguknya??
*mimpi siapa dengan siapa??
Berjalan bergenggaman tangan
Indah pemandangan
Anak anak berlarian
Menghambur dalam kerinduan
Ngasem Minggu pagi
Kopi panas di emperan jalan
Temaram lampu teplok
Wedang jahe...angkringan...sate usus
Aku memesan udara
Dan kau memesan senja
Rintik rindu terserap diam
Membiarkan yang terucap terserap diam
Diam yang memanggil hati
untuk kembali merengkuh senja
Bersama lewati hasrat
Mendaki punggung rasa lewat getar jiwa
Masihkah kita ragu untuk mereguknya??
*mimpi siapa dengan siapa??
Friday, October 06, 2006
Tentang wangi yang tertinggal
Kolam ikan
Pohon rindang
Aku...kamu...
Entahlah..
apakah masih mungkin hadir lagi
dalam wujud mimpi yang absurd itu ?
Kolam ikan
Pohon rindang
Aku...kamu...
Entahlah..
apakah masih mungkin hadir lagi
dalam wujud mimpi yang absurd itu ?
Thursday, October 05, 2006
Biarkan aku sejenak
dalam lena sepi memayungi
tak kan kubawa dalam kesertaan
bayangmu menjelma
Jika salah..
maka maafkanlah
dalam lena sepi memayungi
tak kan kubawa dalam kesertaan
bayangmu menjelma
Jika salah..
maka maafkanlah
Wednesday, October 04, 2006
MIMPI
Kalaupun mampu
Aku ingin bermimpi
Semudah aku menekan tombol on dan off
pada sebuah remote control
atau me-rewind kembali mimpi indah kemarin malam
Ah...
kalaupun mungkin
sungguh aku tak ingin lagi terjaga
Aku ingin bermimpi
Semudah aku menekan tombol on dan off
pada sebuah remote control
atau me-rewind kembali mimpi indah kemarin malam
Ah...
kalaupun mungkin
sungguh aku tak ingin lagi terjaga
Dan...
Meluaplah semua perbincangan sore ini
Lenyap...
Seperti harapku akan datangnya hujan
Menyapu debu yang mengkaratkan hati
Dan..
lupakanlah
Meluaplah semua perbincangan sore ini
Lenyap...
Seperti harapku akan datangnya hujan
Menyapu debu yang mengkaratkan hati
Dan..
lupakanlah
Tuesday, October 03, 2006
Sedihmu Teman..
Barangkali akan menguap
segala resah yang bergayut
seperti titik titik embun disapa matahari
hilang...lalu hadir lagi ketika malam datang menjelang
Mungkin akan mengalir segala sesak
Pergi menjauh darimu yang rapuh
ketika kau sandarkan sedihmu di pundak
menangislah teman...
tumpah ruah sedih dalam wujud air mata
membasahi kornea mata
juga ujung sapu tanganku
susut kering, jangan lagi ada air mata
untuk dia..
untuk cinta..
Biar saja menjadi legenda
biar saja
segala resah yang bergayut
seperti titik titik embun disapa matahari
hilang...lalu hadir lagi ketika malam datang menjelang
Mungkin akan mengalir segala sesak
Pergi menjauh darimu yang rapuh
ketika kau sandarkan sedihmu di pundak
menangislah teman...
tumpah ruah sedih dalam wujud air mata
membasahi kornea mata
juga ujung sapu tanganku
susut kering, jangan lagi ada air mata
untuk dia..
untuk cinta..
Biar saja menjadi legenda
biar saja
Subscribe to Posts [Atom]