Thursday, June 22, 2006

Luruh Daun

undefined
Matahari perlahan tergelincir.
Menuju ufuk tempatnya seharusnya ia beristirahat.
Menepikan rasa yang semula menggeletar seolah ingin meruntuhkan kekuatan hati untuk berpijak di sini.
Kekuatan kaki tak ada lagi, untuk tetap berdiri ataupun berlari.
Hanya mematung dalam kegamangan hati.
Terbang, terombang ambing terhempas yang angin tak berpihak sedikitpun.
Tak ada hinggapan, tempat berbaring, ranting kering, bidang datar, bahkan sebongkah batupun.
Yang ada hanyalah kehampaan..
sunyi menyayat nyayat...


Tak ada lagi ingin, pun rasa, serta harap yang dulu dengan dengan segala warnanya datang begitu saja,
Seperti mati...sepi...
Denting dawai hati, tak lagi menghasilkan harmoni.
Bersitubruk dengan logika yang membawa letih,
Menamparku hingga membuat terjerembab...
Sakit...

Pengharapan yang sempat memutik, tak mungkin dapat aku dipetik.

Aku...
Luruh bagai daun tertiup garang angin di musim kemarau.

Comments: Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]