Tuesday, June 27, 2006

PERCAKAPAN DI SUDUT SENJA SEBUAH HATI DAN LOGIKA

Sudah hampir setiap menit bahkan detik, logika menggedor pintu hati yang tak mau tau. Egois dia, pongah dengan segala rasa yang membanjirinya. Sombong dengan bunga bunga semerbak di sana. Lagi...logika menegur, lalu dengan garangnya marah, karena hati tetap bergeming.

Di sudut sebuah senja. Di tanah lapang berteman sriti dan alang alang, berseterulah hati dan logika. Saling memukul, menampar, dan menertawakan satu sama lain. Awalnya hanya perdebatan kecil diantara mereka. Tak ada yang mau mengalah.
Ilalang tertawa, pun sriti ikut menguping pembicaan mereka.

Senja menguning di sudutnya. Hati kelelahan diterbangkan angan. Dilambungkan keinginan dan harapan akan sebuah ketidaknyataan dalam kesementaraan. Logika tersenyum bijak dan berbisk pada hati "kita harus berjalan beriringan, sayang. Kita harus saling mengingatkan untuk tidak mendominasi satu sama lain"
Kali ini hati lebih mampu mendengarkan, mungkin saja senja begitu syahdu ini penyebabnya.

Logika - hati dan seteru di sudut senja ini, tak kan ada lagi.
Matilah aku, si pengikut hati.

Nai 240606

Comments: Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]