Monday, June 19, 2006

RUMAH KAYU SUATU KETIKA

Rumah Kayu...
Rumah di mana segalanya bermuara.Tempat segala keberpulangan
Tak punya ruang untuk kekhawatiran dan kecemasan.
Rumah kecil, berdinding kayu menghangatkan nan kokoh ini berada di lembah hijau menyerupai mangkok besar yang mengelilingi. Ladang strawberry, kebun anggrek dan sepetak tanah ditumbuhi bunga matahari melengkapi indahnya.
Tak jauh dari rumah kayu, menjulang pohon besar di tanah lapang dengan danau kecil berair biru kehijauan.
Wangi segar tanah basah bermandi embun adalah pemandangan indah yang tak pernah kita lewatkan begitu saja.
Di rumah kayu ini hanya ada cinta, kasih sayang, saling menjaga, menentramkan dengan cinta, saling menghargai, dan saling mempercayai.
Kesederhanaan adalah kekayaan tak ternilai bagi penghuninya. Aku, kamu, kita...

Kau sangat menyukai udara sejuk dan lembab ini. "segar", katamu dan aku juga mencintai sejuknya, meski bila malam dan pagi hari, ujung hidungku basah karena alergi. Kau tertawa, melihat ujung hidungku merah dan dingin. Teh hangat bikinanmu dan lilitan syal di leherku akan menyembuhkanku seketika.

Pagi hari, di beranda rumah kayu..
Dua cangkir kopi panas menjadi teman ngobrol kita, melanjutkan sisa cerita kita malam tadi.
Riang cicit burung, kupu kupu warna warni terbang kian kemari menyambut datangnya matahari.
Kau bersiap pergi ke ladangmu, dan aku mengiringimu dengan doa.

Menjelang siang di rumah kayu...
Setelah merawat anggrek dan bunga matahari, aku menyiapkan makan siangmu, dengan sayur yang aku petik dari kebun kita.
Dengan ikan yang kita tangkap di danau belakang rumah.

Aku datang menghampirimu, yang kelelahan di ladang.
Keringat yang mengalir di lenganmu yang kokoh, rambutmu yang basah, dan pipimu merah karena udara dingin membekukannnya. Aku mengusap peluhmu dengan cinta.
Apapun yang aku masak, kau dengan lahap memakannya. Dan aku tersenyum dengan binar mata bahagia memandangimu.
"Istirahatlah sejenak, kau tak perlu bekerja sekeras ini", bisikku. Aku sudah sangat merasa cukup dengan apa yang sudah kita miliki saat ini.

Kau rebah di pangkuanku, melepas lelah, di bawah pohon rindang dekat di danau.
Aku nyanyikan kau lagu sambil membelai rambutmu yang kau biarkan panjang tak beraturan dan kaupun tertidur pulas dengan senyum yang tersungging tipis di bibirmu. Mungkin mimpi indah yang hadir menemanimu.

Menjelang senja, kita enggan beranjak. Mengantarkan mentari jingga tertelan bumi, meninggalkan damai di hati.
Tangan kita erat bergenggaman, kita beranjak pulang... dengan tanganmu yang kau lingkarkan, memelukku...

Malam hari, di rumah kayu...
Di beranda berpagar kayu, berteman jangkrik. Langit pekat, jalan jalan kecil menuju rumah kita hanya diterangi oncor saja. tak ada lampu mercury seperti di kota. Kita menengadah...memandang langit tanpa polusi cahaya.
Jutaan bintang menari indah, berkedip kedip tanpa lelah.
kau tunjuk satu bintang terang di langit timur, " itu kejora" jawabku sekenanya. Kau tersenyum, memandangku yang tak henti berdecak kagum. Dalam hati aku bernyanyi...

Fly me to the moon
And let me play among the stars
Let me see what spring is like on jupiter and Mars

In others words, hold my hand
in others words, baby kiss me

Fill my heart with song
And let me sing forever more
You are all i long for
All i worship and adore

in other words, please be true...
In other words, I LOVE U

Di rumah kayu kita bertemu, merangkumkan cinta...
Rumah di langit angan angan kau menyebutnya.


Ini kebun bunga matahariku



Our favorite spot; sunset di kebun bunga matahari




Ini strawberry hasil panen di kebunmu

Comments: Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]