Wednesday, June 07, 2006
Seseorang diseberang angan
Berbingkai halimun kefanaan
Tak tereka bentuk
Yang ada hanyalah jelmaan keindahan
Dalam lantun kata
Dan rangkaian puisi yang mengusung imaji
Berlari meski timpang kaki, tak menghalangi
Jejak yang kau tinggalkan
Di hamparan pasir putih dikepung buih
Di helai nyiur tertiup sepoi
Di setiap pendar pandangan dan hela nafas kepenatan
Ada dalam ketiadaan
Seseorang di seberang angan
Menatap langit dari kejauhan
Meluahkan rasa lewat detik yang bergulir perlahan
Dan dingin angin malam
Juga awan awan yang ikut menyaksikan
Secawan madu, dari bunga liar yang kau kumpulkan
Mampu bangunkan dari tidur panjang
berhias mimpi buruk melelahkan
Kau yang diseberang angan
Di sana...
Mengulum senyum getir dalam ejaan
*Bernyanyilah bersamaku di sini, lepaskan lelahmu sejenak.
Jangan kau telan getir itu sendirian...
Berikan secawan untukku, bahkan aku sanggup menelannya lebih banyak jika itu mampu membantumu.
Mengembalikan harimu, mewarnai lagi langitmu hingga tidak melulu biru dan kelabu.
Berbingkai halimun kefanaan
Tak tereka bentuk
Yang ada hanyalah jelmaan keindahan
Dalam lantun kata
Dan rangkaian puisi yang mengusung imaji
Berlari meski timpang kaki, tak menghalangi
Jejak yang kau tinggalkan
Di hamparan pasir putih dikepung buih
Di helai nyiur tertiup sepoi
Di setiap pendar pandangan dan hela nafas kepenatan
Ada dalam ketiadaan
Seseorang di seberang angan
Menatap langit dari kejauhan
Meluahkan rasa lewat detik yang bergulir perlahan
Dan dingin angin malam
Juga awan awan yang ikut menyaksikan
Secawan madu, dari bunga liar yang kau kumpulkan
Mampu bangunkan dari tidur panjang
berhias mimpi buruk melelahkan
Kau yang diseberang angan
Di sana...
Mengulum senyum getir dalam ejaan
*Bernyanyilah bersamaku di sini, lepaskan lelahmu sejenak.
Jangan kau telan getir itu sendirian...
Berikan secawan untukku, bahkan aku sanggup menelannya lebih banyak jika itu mampu membantumu.
Mengembalikan harimu, mewarnai lagi langitmu hingga tidak melulu biru dan kelabu.
Subscribe to Posts [Atom]