Friday, August 25, 2006
.....NONE...
Biar angin menghempas debu
Bertiup menanti hujan memukul hati
Menyentuh bumi...
Kuyupkan tanah retak
Pecah kekeringan
Patah ranting terdahulu
Di dahan kokoh tak berdaun
Ranggas...
Kini...
Senandungku lirih tanpa notasi
Parau...
Nadanya memerihkan hati
Comments:
<< Home
Tunggu, masaku akan tiba
sentuh bumimu, kuyupkan retak tanahmu, sudahi keringmu
sehingga kau menyanyikan lagu merdu
yg notasinya lebihi opera surga
sentuh bumimu, kuyupkan retak tanahmu, sudahi keringmu
sehingga kau menyanyikan lagu merdu
yg notasinya lebihi opera surga
Ranting itu patah
Ranting itu patah sudah
penuhi janjinya pada tanah
"Jika tak cukup daun kuberi,
biar juga badan ini kukorbankan
untuk sebuah cinta suci"
Ada desah yang mengalir
jauh dari sungai yang bertubir
"Bukan salahnya dia meminta
tapi memberi, aku lupa"
Tanah menangis meminta hujan
sebab dukanya tak tertahan
"Sebaiknya kau coba bertahan
sebab aku lah yang terbeban"
Ranting itu patah sudah
ada janji yang musnah
cinta tanah tak pernah menadah
"Jika anak sungai singgah nanti
kuharap kau jangan mati
tunas muda kan kunanti"
Post a Comment
Ranting itu patah sudah
penuhi janjinya pada tanah
"Jika tak cukup daun kuberi,
biar juga badan ini kukorbankan
untuk sebuah cinta suci"
Ada desah yang mengalir
jauh dari sungai yang bertubir
"Bukan salahnya dia meminta
tapi memberi, aku lupa"
Tanah menangis meminta hujan
sebab dukanya tak tertahan
"Sebaiknya kau coba bertahan
sebab aku lah yang terbeban"
Ranting itu patah sudah
ada janji yang musnah
cinta tanah tak pernah menadah
"Jika anak sungai singgah nanti
kuharap kau jangan mati
tunas muda kan kunanti"
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home
Subscribe to Posts [Atom]