Sunday, September 17, 2006
Perahu Kertas
Apakah kau mencari muara?
tampat akhir dirimu bersinggah
dengan sepi yang bersijingkat menghampiri
dengan sepoi angin yang menawarkan damai
yang mengantarmu ke tubir pengharapan
Tak cukup kuat duhai engkau
hanya bak helaian rapuh dan hancur tersentuh air
lebur dan menjadi persembahan di altar suci
Kemari...
Beri jemarimu untuk kudekap
jangan terlanjur lebur
Biarlah kesunyian bertemanmu
Menggulungmu dalam lafal nyanyian kebahagiaan
Agar tak melulu luka yang kau rasakan
*untuk seorang sahabat
Comments:
<< Home
"Beri jemarimu untuk kudekapjangan terlanjur lebur"
*buru2 cuci tangan yg belepotan kapur*
Nih, skrg boleh pegang2 tangan-kyuh..hihihi...
*buru2 cuci tangan yg belepotan kapur*
Nih, skrg boleh pegang2 tangan-kyuh..hihihi...
jika luka raga yang perih
kemana pasti dapat kutemui
penghilang perih di kulit
namun adanya kini
aku takut kala ketir
berbisik lirih
ingatkan aku
bangunkan aku
aku di sini
menjaga dermaga
menghela kaki
menata senyum
menanti belahan jiwa
bilakah ia
sayapku yang hilang itu
kemana pasti dapat kutemui
penghilang perih di kulit
namun adanya kini
aku takut kala ketir
berbisik lirih
ingatkan aku
bangunkan aku
aku di sini
menjaga dermaga
menghela kaki
menata senyum
menanti belahan jiwa
bilakah ia
sayapku yang hilang itu
Bagus sekali, bahkan lebih indah, lebih dramatis dari realitas yang kau jelajahi dalam puisi itu
nigar
nigar
sambut jemariku... aku tak ingin lebur di altar suci ini,
aku masih ingin terus berlayar dan berlayar, dalam damainya biru airmu
Post a Comment
aku masih ingin terus berlayar dan berlayar, dalam damainya biru airmu
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home
Subscribe to Posts [Atom]