Tuesday, March 06, 2007
Tuliskan Aku Bait Puisimu
Pada jam tua yang berkarat
Di nol kilometer, pusat kota yang sempit
Aku pernah meminta
Padamu, untuk menuliskan bait puisi
Pada malam
yang di dalamnya tanpa sengaja kita bertemu
ribuan kunangkunang kau kirim padaku
Sebuah wujud perwakilan diri, katamu
Tuliskan aku bait puisi
sekali lagi pintaku
Bangku beton ini jadi saksi
Juga semangkuk kacang hijau hangat ini
Di nol kilometer, pusat kota yang sempit
Aku pernah meminta
Padamu, untuk menuliskan bait puisi
Pada malam
yang di dalamnya tanpa sengaja kita bertemu
ribuan kunangkunang kau kirim padaku
Sebuah wujud perwakilan diri, katamu
Tuliskan aku bait puisi
sekali lagi pintaku
Bangku beton ini jadi saksi
Juga semangkuk kacang hijau hangat ini
Comments:
<< Home
puisi mana yang kutulis untukmu;
aku hanya menulis cerita,
tentang bintang dan kunang-kunang di malam hari...
hanya sebuah cerita, bahwa secuil kehidupan yang kita bagi
adalah imaji
tak tentu mengada pasti
juga pada malam
dan bilik-bilik dedaunan tersembunyi
keyakinan, bahwa mimpi kadang sangat berarti
aku hanya menulis cerita,
tentang bintang dan kunang-kunang di malam hari...
hanya sebuah cerita, bahwa secuil kehidupan yang kita bagi
adalah imaji
tak tentu mengada pasti
juga pada malam
dan bilik-bilik dedaunan tersembunyi
keyakinan, bahwa mimpi kadang sangat berarti
mau...
tp ku tak pandai menulis berbait-bait puisi untukmu
cukup kunikmati kacang hijaumu, pengganti puisi dariku
:))
Post a Comment
tp ku tak pandai menulis berbait-bait puisi untukmu
cukup kunikmati kacang hijaumu, pengganti puisi dariku
:))
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home
Subscribe to Posts [Atom]