Monday, April 23, 2007
Insomnia
Matahari sedari tadi padam
Sejak kucoba mengatupkan kelopak layu nan legam
Namun kantuk belum juga datang
Meski separuh malam kian meleleh
Menterjemahkan rindu yang dipermainkan bayu
Menguap...satusatu
Dan pergi menuju titik asing yang entah aku tak tau’
Ini...wajah yang kuyu, dengan mata yang layu
Terpaku di depan benda asing bermuatan hurufhuruf beku
Fikiran menjilati pedihnya dinding hampa
Hati...Sunyi...
Dan konser jangkrik di luar sana.
Tak mampu semarakkan sepi
Meski riuh menukik palung angan-angan
Wahai ayam jantan...
Jangan dulu kau panggil mentari
Meski malam mulai menepi
Biarkan aku sejenak
Tertidur dalam pelukan sunyi
Bugisan/20/04/07
Sejak kucoba mengatupkan kelopak layu nan legam
Namun kantuk belum juga datang
Meski separuh malam kian meleleh
Menterjemahkan rindu yang dipermainkan bayu
Menguap...satusatu
Dan pergi menuju titik asing yang entah aku tak tau’
Ini...wajah yang kuyu, dengan mata yang layu
Terpaku di depan benda asing bermuatan hurufhuruf beku
Fikiran menjilati pedihnya dinding hampa
Hati...Sunyi...
Dan konser jangkrik di luar sana.
Tak mampu semarakkan sepi
Meski riuh menukik palung angan-angan
Wahai ayam jantan...
Jangan dulu kau panggil mentari
Meski malam mulai menepi
Biarkan aku sejenak
Tertidur dalam pelukan sunyi
Bugisan/20/04/07
Comments:
<< Home
kita mengurai malam
sama sama menjelajahi kelam
dan sunyi yang menjepit hati
kita mengurai malam
sama sama di kejauhan...
Post a Comment
sama sama menjelajahi kelam
dan sunyi yang menjepit hati
kita mengurai malam
sama sama di kejauhan...
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home
Subscribe to Posts [Atom]