Wednesday, December 12, 2007
Kau pasti ingat, saat kita pertama kali bersitatap. Mencuri pandang diantara debur ombak dada yang berkejaran. Senyum dan tawa kecil menyela percakapan kita yang tergagap. Kita tak pernah mengira bertemu di sini, di angan yang kita ciptakan sendiri.
Malam merapat kini, menunggu saat hujan meteor datang serupa mengharap senyummu yang mengembang. Tawa yang kubayangkan membuncah, kuharap ada ketika nanti kita bertemu nyata. Dan.... mimpi tadi malam akan kubawa serta, sebagai peta penunjuk arah, ketika aku harus melangkah ; pulangkah? atau melanjutkan berteman goyah?
Kubiarkan tanya berkeriap di jantung, dada, dan otak. Mencari makna sendiri setapak yang berliku yang kita lalui kini.
Malam merapat kini, menunggu saat hujan meteor datang serupa mengharap senyummu yang mengembang. Tawa yang kubayangkan membuncah, kuharap ada ketika nanti kita bertemu nyata. Dan.... mimpi tadi malam akan kubawa serta, sebagai peta penunjuk arah, ketika aku harus melangkah ; pulangkah? atau melanjutkan berteman goyah?
Kubiarkan tanya berkeriap di jantung, dada, dan otak. Mencari makna sendiri setapak yang berliku yang kita lalui kini.
Subscribe to Posts [Atom]