Tuesday, January 08, 2008

Aku adalah sepi

Aku adalah sepi
yang menari dalam tangkaitangkai malam
juga dalam sulur hujan
berselendang rajutan alangalang

Aku adalah sepi
yang menanti dari tepi ke tepi
yang mencintai lubuk dipenuhi titiktitik embun pagi

Lihat! angin menyapu awan
Mengusir paksa embun yang manja
dengan umpatan yang ituitu saja

Mengapa masih saja ?

Aku adalah sepi
yang mewarnai hari dengan jemari
yang meremas nyeri hati dengan gigih

Friday, December 21, 2007

Sehat Tanpa Kebencian

Kalau engkau melupakannya, melepaskannya, maka tak akan ada lagi tempat untuk setitik pun kebencian. ingatan yang membuat luka dan menumbuhkan benci.
Lupakanlah, bebaskan dirimu dari ingatan atasnya, maka engkau akan sehat, tanpa kebencian....

Tuesday, December 18, 2007

It's Over

Tak perlu aku mencari tahu,
penyebab belati yang kau hunuskan tepat di dadaku, di siang yang panas menggigit tulang.
Kukembalikan titah hatiku, untuk tidak lagi mengenalmu sebagai apapun.
Kau sudah menyakitiku lebih dari yang kau tau. Lebih !!!

Terlalu istimewa jika aku masih menempatkanmu di tahta itu. Kau tak pantas menempati tempat istimewa di hatiku. Menjadi sahabat yang semestinya mampu menyajikan asupan untuk jiwa, agar kamu dan aku menjadi bahagia.
Tak ada gunanya persahabatan yang menyakitkan ini. Tak ada !!!
Mungkin sedikit saja pelajaran yang bisa aku petik dari kedekatan semu ini, bahwa tak ada yang pantas membuatmu 'ada'.

Betapa aku menghambur hamburkan energi dan waktu, hanya untuk memahami apa inginmu.
Sekaranglah waktunya, kukunci rapat pintu hati untuk sekedar kata 'maaf'
Tak ada yang tersisa. Kecuali marah. Jika kau ingin pergi, pergi sajalah..tak perlu memakiku dengan kata yang tak pantas aku dengar dari mulutmu.

It's over...!!!



Friday, December 14, 2007

ahhh aku mau...tapi malu *halah

aku ingat semuanya, panas matamu yang menjangkau parasku, bibirmu yang terlalu lambat mengucapkan kata, dan gelisah tanganmu mengaisi ujung kemeja. aku ingat suaramu yang sedikit goyang, juga warna kemerahan pauh pipimu, serta bayang tubuhmu yang ditempiaskan mentari pagi.
aku ingat,kita bertemu di pangkal duha itu. aku menjamah keseluruhanmu, dengam mataku, untuk pertama kali. aku berharap, kita bertemu untuk mendekatkan hati.

dan waktu kemudian berlalu, kita terhubung dari satu kenyataan dan berjuta impian: telah tak ada dermaga. kapal-kapal telah dilepaskan, nahkoda sudah tentukan arah: kita penumpang yang gelisah. hanya dari kejauhan, kugaris pelangi, agar kamu bisa menitinya, suatu pagi, dari ujung takdirmu di sana.

pelangi itu, masih aku gambari, sampai kini. dan dengan doa, setiap malam, kusisipkan ke dalam mimpimu. satu-satu.

maukah suatu kali kau igaukan namaku, maukah?


*) mau...

Wednesday, December 12, 2007

Kau pasti ingat, saat kita pertama kali bersitatap. Mencuri pandang diantara debur ombak dada yang berkejaran. Senyum dan tawa kecil menyela percakapan kita yang tergagap. Kita tak pernah mengira bertemu di sini, di angan yang kita ciptakan sendiri.

Malam merapat kini, menunggu saat hujan meteor datang serupa mengharap senyummu yang mengembang. Tawa yang kubayangkan membuncah, kuharap ada ketika nanti kita bertemu nyata. Dan.... mimpi tadi malam akan kubawa serta, sebagai peta penunjuk arah, ketika aku harus melangkah ; pulangkah? atau melanjutkan berteman goyah?

Kubiarkan tanya berkeriap di jantung, dada, dan otak. Mencari makna sendiri setapak yang berliku yang kita lalui kini.

Monday, December 10, 2007

Aku Rindu

Gelegar petir seolah mengoyak langit gelap gulita. Bagaimana musim menjadi tak lagi bersahabat seperti ini ?. Sebentar garang, kemudian hujan badai. Sebentar cerah, tak lama kemudian mendung. Cuaca tak terbaca lagi. Datang dengan ketibatibaan, sama seperti rinduku yang tiba-tiba ini.

Aku sepi dan kesepian, di tengah hiruk pikuk dan gelak tawa mereka yang memang hendak tertawa. Aku tak lagi menjadi diriku sendiri ataukah aku mulai kehilangannya? Entahlah...

Ah betapa keriangan masa kecil menyambut sukacita air yang tumpah dari langit kini lenyap, dilena rasa nyaman dalam harum segelas kopi dan setumpuk bacaan.
Aku rindu hujan tanpa rasa takut...aku rindu keriangan masa kanak-kanakku yang berkejaran menyambut hujan.

Aku rindu...

Friday, December 07, 2007

368

368 hari lalu, aku menulis padamu, dengan hatiku, sebagai uluran pertemanan. siapa sangka, uluran hati itu tak pernah bisa kutarik lagi. selama 368 hari ini, kuikuti hatiku yang selalu membaca jejak-jejakmu, dan semesta hangat selalu menaungiku. engkau adalah rahmat. rahmat terbaik yang diberikan seorang sahabat.

kadang aku berpikir, bisakah aku memanglingimu, dalam kelimun hari, ketika kesibukan dan kesuntukan mendera hati? namun, ternyata, tak ada yang mampu mengendali hati. dia punya cara sendiri untuk nuju padamu, membacai kembali jejak terangmu. dan susuran pada hari-harimu, mendudukanku kembali pada harap, juga tanya, "dapatkah ikatan ini abadi, dalam waktu, dalam kata-kata yang kadang berubah kelabu?"

aku selalu takut, kesalahpahaman akan menjaraki kau dan aku. aku selalu cemas, bias kata mempreteli kedekatan kau dan aku. aku gugup, jika suatu waktu, akan kau katakan, "jangan lagi susuri jejakku. karena ku tak ingin, wangi tubuhku kau cium dari kejauhan itu..."

368 hari, belum kupuasi kedekatan ini. kuharap kau berikan waktu, agar aku dapat selalu mengenalmu, dalam ritus waktu, yang kadang mengubah kau, mengubah aku.

tak ada inginku yang lain, kecuali mengenangkan senyummu, dan guncangan tubuhmu ketika bicara, yang menguarkan bau harum itu.

bau wangi, yang sampai kini masih tinggal dalam memoriku.

368 hari itu, adalah kini; kau dalam ingatanku.


*) sadarku...kamu adalah sumber inspirasi itu....terimakasih untuk 368 yang indah ini, air mata hampir menitik membacanya.

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]